SafelinkU | Shorten your link and earn money

Jun 10, 2018

DEFINISI PEMBELAJARAN

                   
SUMBER
           Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Para pendidik formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. Pembelajaran di sekolah semakin berkembang dari pengajaran yang bersifat tradisional sampai pembelajaran dengan sistem modern. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar yaitu sekadar menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.
Menurut Mudhofir secara garis besarnya ada empat pola pembelajaran, yaitu:
Pertama, pola pembelajaran dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pla pembelajaran ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajara dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa.
Kedua, pola (guru + alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.
Ketiga, pola (guru) + (media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guruyang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajarn sebagai sumber belajar yang dapat menggantikan guru dalam pembelajaran. Jadi pola ini pola pembelajaran bergantian antara guru dan media dalam berinteraksi dengan siswa. Konsekuensi pola pembelajaran ini adalah harus disiapkan bahan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan. Berdasarkan pola-pola pembelajaran tersebut diatas, maka membelajarkan itu tidak hanya sekedar mengajar (seperti pola satu), karena membelajarkan yang berhasil harus memberikan banyak perlakuan kepada siswa. Peran guru dalam pembelajaran lebih dari sekadar sebagai pengajar (informator) belaka, kan tetapi guru harus memiliki multi peran dalam pembelajaran. Dan agar pola pembelajaran yang diterapkan juga dapat bervariasi, maka bahan pembelajarannya harus dipersiapkan secara bervariasi juga.
Menurut Adams dan Dickey peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:
1. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
2. Guru sebagai pembimbing (techer as counselor)
3. guru sebagi ilmuwan (teacher as scientist)
4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Bahkan dalam arti luas, dimana sekolah berfungsi menjadi penghubung antara ilmu teknologi dengan masyarakat dan sekolah lebih aktif ikut dalam pembangunan, maka peran guru menjadi lebih luas. Dalam kaitannya dengan aktivitas belajar sebagai proses mental dan emosional siswa dalam mencapai kemajuan, maka guru hendaknya berperan dalam memfasilitasi agar terjadi proses mental emosional siswa tersebut sehingga dapat dicapai kemajan tersebut. Guru harus berperan sebagai motor penggerak terjadinya aktivitas belajar dengan cara memotivasi siswa (motivator), memfasilitasi belajar (fasilitator), mengorganisasi kelas (organisator), mengembangkan bahan pembelajaran (developer, desainer), menilai program-proses-hasil pembelajarn (evaluator), memonitor aktivitas siswa (monitor) dan sebagainya.
Sedangkan yang menjadi kunci dalam rangka menetukan tujuan dalam pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan di apresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para maha siswa, dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat terukur.
Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar.
2.                   Landasan Konsep Pembelajaran
Proses belajar pada dasarnya melibatkan upaya yang hakiki dalam membentuk dan menyempurnakan kepribadian manusia dengan berbagai tuntutan dalam kehidupan. Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji, melakukan dan meyakini suatu kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang dicita-citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu (manusia). Akan tetapi belajar juga harus dipahami sebagai suatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran. Harapan para filosofis bahwa dengan belajar maka segala kebenaran di alam semesta ini bisa dinikmati oleh manusia yang pada akhirnya akan menyadari bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan. Dengan demikian, filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir manusia maka kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat, manusia bisa mempelajari (belajar) tentang segala sesuatu. Sebaliknya, dengan aktivitas belajar, maka pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang dan banyak ditemukan sehingga membawa warna inovasi ide dan pemikiran manusia sepanjang zaman.
Perilaku manusia bisa berubah karena belajar, akan tetapi apakah manusia itu memahami perilakunya sendiri atau menyadari dia harus berperilaku seperti apa jika berada atau dihadapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Maka perilaku yang masih dicari inilah dapat dikaitkan dengan kajian dari ilmu Psikologi. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya mempelajari produk dari gejala kejiwaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku yang tampak dan sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Di antara psikologi yang banyak dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan behavioristik. Di samping masih banyak aliran psikologi lainnya, namun kedua aliran psikologi ini sangat dominan dalam menentukan arah aktivitas manusia dalam melakukan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus menguasai berbagai teori belajar, seperti teori belajar gestal, kognitif dan humanistik. Hal ini penting karena teori-teori belajar tersebut menjadikan landasan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Di samping menguasai berbagai teoribelajar seorang yang melakukan kegiatan pembelajaran harus memahami betul tentang tugas-tugas perkembangan siswa, hal ini dilakukan agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat siswa.
Manusia adalah makhluk individu dan sosial. Melalui belajar, individu bisa mempelajari lawan bersosialisasi, teman hidup bersama dan mampu membangun masyarakat sampai dengan negara dan bangsa. Jika dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka belajar akan dijadikan cara untuk saling menguasai, memusnahkan, karena segala sesuatu yang dipelajari, diketahui, dipahami melalui belajar tidak digunakan dalam menciptakan kondisi kedamaian dunia. Landasan sosiologis ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang banyak terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka pemahaman akan belajar yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan dewasa ini.
Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan pemaknaan terhadap yang lainnya. Dalam praktiknya proses belajar atau pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dengan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun pasti akan ditemukan suatu proses komunikasi. Landasan komunikasi ini akan banyak memberikan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode dan strategi pembelajaran serta pola-pola inovasi pembelajaran. Seperti hanya landasan ilmiah yang lain, komunikasi cukp mampu memengaruhi peserta didik dalam mencapai keberhasilan membaca pesan-pesan atau informasi pembelajaran. Macam ragam pesan baik langsung maupun tidak langsung, bersumber dari media atau manusi secara langsung pasti akan bisa ditangkap, dipahami, dicerna, diolah dan didefinisikan dalam memori manusia menjadi bentuk hasil pemahaman belajar. Proses inilah yang masih berkembang saat ini di dunia riset yaitu bagaomana seorang guru mampu melakukan variasi komunikasi dalam proses pembelajaran yang tentunya dengan memerhatikan komponen pembelajaran lainnya, khususnya peserta didik dan model pembelajaran yang digunakan. 
Pembelajan erat kaitannya dengan penggunaan teknologi pendidikan, pembelajaran yang kompherensif harus memerhatikan perbedaan interest siswa, di mana siswa ada yang tipe auditif, visual dan kinestetik. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran akan menjembatani keempat minat siswa tersebut, sehingga pembelajaran lebih akomodatif dan menyenangkan, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dapat menggunakan media pembelajaran, mulai dari yang sederhana seperti gambar, foto, lukisan sampai kepada yang menggunakan teknologi canggih eperti LCD projektor, penggunakan komputer dalam pembelajaran seperti e-learning, pembelajaran online, pembelajaran berbasis komputer (CBI dan CAI).
Hasil Belajar
Menurut Bloom tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, efektif dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, blomm menyebutkan 6 tingkatan yaitu “1) Pengetahuan; 2) Pemahaman; 3) Pengertian; 4) Aplikasi; 5) Analisa; 6) Sintesa, dan 7) Evaluasi”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, efektif maupun psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecah masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.
Adapun Bloom yang banyaak mendapatkan pengaruh dari Carrol dalam “Model of School Learning”-nya berusha untuk mengatakan sejumlah kecil variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar Thesis Central Model. Blomm  menyatakan bahwa variasi dalam “cCognitive Entry Behaviours” dan Afektif Entry Characteristics” dan kualitas pengajaran menentukan hasil belajar, Blomm yakin bahwa variabel kualitas pengajaran yang tercermin dalam penyajian bahan petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan dan perbaikan penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa, (Bloom, 1976:11 dalam Max Darsono, 1989:88). Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang beradaa diluar diri pelajar, yang tergolong faktor internal ialah:
1. Faktor sosiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat baawaaan maupun keturunan, yang meliputi:
a) Faktor intelektual terdiri atas:
1.             Faktor pontesial, yaitu intelegensi dan bakat.
2.             Faktor aktual yaitu kecakapan nyata daan prestasi.
b) Faktor nonintelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psiki, yang tergolong faktor    eksternal ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
1.                  faktor lingkungan keluarga
2.                  faktor lingkungan sekolah
3.                  faktor lingkungan masyarakat
4.                  faktor kelompok
b) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.
c)  Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.
d) Faktor  spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang. Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, intelegensi dan kecemasan.


EmoticonEmoticon