SUMBER |
Teori-Teori Pembelajaran
Istilah mengajar dan belajar menurut Oemar Hamalik (2010: 57) adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan. Menurut Oemar Malik (2010: 57-65) mengemukakan bahwa berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada teori tertentu, yaitu sebagai berikut:
a. Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta Didik/Siswa di Sekolah
Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang mementngkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, sebagai berikut:
1) Pembelajaran merupakan peesiapan di masa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan dating.
2) Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode “formal step” dari J. Herbart berdasarkan asas asoiasi dan reproduksi atas tanggapan/kesan. Cara penyampaian pengetahuan tersebut berdasarkan ajaran dalam psikologi asosiasi.
3) Tinjauan utama Pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barangsiapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa: “Knowledge is power”. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan disekolah. Para pakar yang mendukung teori ini berpendapat, bahwa mata ajaran berasal dari pengalaman-pengalaman orang tua, masa lampau yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Pengalaman-pengalaman itu diselediki, disusun secara sistematis dan logis, sehingga terciptanya yang kita sebut mata ajaran-mata ajaran. Mata ajaran-mata ajaran itu diuraikan, disusun dan dimuat dalam buku pelajaran dan berbagai referensi lainnya.
4) Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
Peranan guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap tepat dan disajikan kepada para siswanya. Guru dipandang sebagai orang yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan menentukan peraturan dan kemajuan tiap siswa.
5) Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas
Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja, sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan. Tembok sekolah menjadi benteng yang kuat yang membatasi hubungan dengan kehidupan masyarakat. Para siswa duduk pada bangku-bangku yang berdiri kokoh, tak bias dipindah-dipindahkan. Mereka duduk dengan rapid an kaku secara rutin setiap hari. Ruangan kelas dipandang sebagai ruang penyelamat, ruang memberi kehidupan. Belajar dalam batas-batas ruangan itu adalah belajar yang paling baik.
b. Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan ke Generasi Muda Melalui Lembaga Pendidikan Sekolah
Rumusan ini bersifat lebih umum bila dibandingkan dengan rumusan pertama, namun antara keduanya memiliki pola pikiran yang seirama.
Implikasi dari rumusan ini adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakatnya itu.
2) Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang sebagai keturunan orang tua dan orang tua adalah keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses turun temurun. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan berikutnya. Upaya pewarisan itu dilakukan melalui berbagai prosedur: pengajaran, media, hubungan pribadi dan sebagainya. Bila dilakukan melalui pengajaran, maka proses yang telah dikemukakan dalam perumusan pertama berlaku dan dilaksanakan dengan teknik yang sama.
3) Bahan pembelajaran dari sumber kebudayaan
Yang termasuk kebudayaan adalah kebiasaan orang berfikir dan berbuat seperti: kehidupan keluarga, cara menyediakan makanan, bahasa, pemerintahaan, ukuran moral, kepercayaan keagamaan dan bentuk-bentuk ekspresi seni. Kebudayaan merupakan kumpulan daripada warisan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan pengertian ini, kebudayaan itu bersifat non-material, dan bersifat abstrak, ada dalam jiwa dan kepribadian manusia. Benda-benda bersifat material sesungguhnya adalah hasil dari keterampilan sesungguhnya adalah hasil dari keterampilan manusia.
Kebudayaan dan hasil kebudayaan diwariskan kepada siswa yang umumnya berupa benda dan non-benda, tertulis atau lisan dan berbagai bentuk tingkah laku, norma dan lain-lain.
4) Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi sebagai generasi penerus. Mereka perlu dipersiapkan sedemikian rupa agar benar-benar siap melanjutkan hasil kerja yang telah dicapai oleh generasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada Mereka yang harus dikuasai dan dikembangkan, sehinga Mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya. Dalam hal ini diakui bahwa anak sedang berada dalam tarap perkembangan dan menuju ketingkatan yang lebih dewasa, dalam arti menjadi manusia yang berbudaya.
c. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan Kondisi Belajar bagi Peserta Didik
Rumusan ini dianggap lebih maju dibandingkan dengan rumusan terdahulu, sebab lebih mentikberatkan pada unsur peserta didik, lingkungan dari proses belajar. Implikasi dari pengertian tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik
Pribadi adalah salah satu system yang bersifat unik, terintegrasi, dan terorganisasi yang meliputi semua jenis tingkah laku individu. Pada hakikatnya pribadi tidak lain daripada tingkah laku itu sendiri. Kepribadian mempunyai ciri-ciri:
a) Berkembang secara berkelanjutan sepanjang hidup manusia
b) Pola organisasi kepribadian berbeda untuk setiap orang dan bersifat unik
c) Kepribadian bersifat dinamis, terus berubah melalui cara-cara tertentu. Tingkah laku manusia memiliki dua aspek, yakni aspek objektif yang bersifat structural yakni aspek jasmaniah dan yang kedua adalah aspek subjektif yang bersifat fungsional yakni aspek rohaniah.
2) Kegiatan pembelajaran berupa pengorganisasian lingkungan
Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh dari lingkungan. Lingkungan kita artikan secara luas, yang terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial sering lebih berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, maka siswa memperoleh pengalaman, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap tingkah lakunya.
3) Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup
Peserta didik memiliki berbagai potensi yang siap untuk berkembang, misalnya: kebutuhan, minat, tujuan, abilitas, intelegansi, emosi dan lain-lain. Tiap individu peserta didik mampu berkembang menurut pola dan caranya sendiri. Mereka dapat melakukan berbagai aktivitas dan mengadakan interaksi dengan lingkungannya.
d. Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga Masyarakat yang Baik
Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan bahwa pendidikan itu beriorentasi kepada kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Impikasi dari rumusan/pengertian in, adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran
Pembentukan warga negara yang baik adalah warga negara yang dapat bekerja di masyarakat. Seorang warga negara yang baik bukan menjadi konsumen, tetapi yang lebih penting ialah menjadi seorang produsen. Untuk menjadi seorang produsen, maka dia harus memiliki keterampilan berbuat dan bekerja, menghasilkan barang-barang dan benda-benda kebutuhan masyarakat. Motto yang dikemukakan: seorang warga negara yang baik bila dapat menyumbangkan dirinya kepada kehidupan yang baik.
2) Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja
Program pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja, dimana para siswa mendapatkan latihan dan pengalaman praktis. Karena itu, suasana yang diperlukan ialah suasana yang aktual, seperti dalam keadaan sesungguhnya. Para siswa mengerjakan hal-hal yang menarik mintanya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3) Peserta didik/siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja
Siswa memiliki bermacam kemampuan, minat, dan kebutuhan, antara lain kebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan. Siswa tidak mengingkan berdiam dengan pasif, semua ingin melakukan kegiatan, bermain atau bekerja. Energi yang mereka perlu mendapatkan penyaluran sebagaimana mestinya. Jika energi itu tidak disalurkan, maka dapat menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
4) Guru sebagai pemimpin dan pembimbing bengkel kerja
Sesuai dengan tujuan tersebut, sekolah merupakan suatu ruangan workshop dan oleh karenanya guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa belajar bekerja dalam bengkel sekolah. Guru-guru harus menguasai program keterampilan khusus dan menguasai program keterampilan, serta menyediakan proyek-proyek kerja yang menciptakan berbagai kesibukan yang bermakna. Dalam hal ini, peranan guru dalam sekolah komprehensif adalah sangat penting.
e. Pembelajaran adalah Suatu proses membantu siswa menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari
Pandangan ini didukung oleh para pakar yang beriorentasi pada kehidupan masyarakat. Sekolah dan masyarakat adalah suatu integrasi pendidikan adalah disini dan sekarang ini. Menurut Oemar Hamalik (2010: 64) implikasi dari pengertian adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya
Sekolah berfungsi menyiapkan siswa untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, mereka bukan dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang masih jauh, 10 atau 20 tahun kedepan, melainkan untuk memecahkan masalah-masalah sehari-hari dalam lingkungannya, di rumah dan di masyarakat. Karena itu para siswa harus mengenal keadaan kehidupan yang sesungguhnya belajar memecahkannya.
2) Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat
Masyarakat dinyatakan sebagai laboratorium belajar yang paling besar. Sumber-sumber masyarakat tak pernah habis sebagai sumber belajar. Proseuur penyelenggaraanya, ialah dengan cara membawa siswa ke dalam masyarakat dengan karyawisata, survei, berkemah dan lain-lain atau dengan cara membawa masyarakat ke dalam sekolah sebagai nara sumber.
3) Siswa belajar secara aktif
Siswa bukan saja aktif belajar di laboratorium sekolah, mencari pengalaman kerja dalam berbagai lapangan kehidupan, tetapi aktif bekerja langsung di masyarakat. Dengan cara ini, semua potensi yang mereka miliki menjadi hidup dan berkembang. Siswa turut merencanakan, berdiskusi, meninjau, membuat laporan, dan lain-lain, sehingga perkembangan pribadinya selaras dengan kondisi lingkungan masyarakatnya.
4) Guru juga bertugas sebagai komunikator
Guru juga bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Guru mempersiapkan rencana awal pembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap bersama para siswa sebagai persiapan pelaksanaan di lapangan. Guru harus mengenal dengan baik keadaan di masyarakat sekitarnya, supaya dapat menyusun proyek-proyek kerja bagi para siswa.
Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2010: 65-66) ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah:
1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
2) Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran
3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti: sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami (natural) seperti: sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
EmoticonEmoticon